Seorang wanita di Jerman kehilangan kedua kaki dan lengan kiri karena diamputasi usai disengat serangga. |
Wanita bernama Sonja Kujas, 43, disengat serangga di bagian lengan saat membuang sampah. Kejadian itu berlangsung pertengahan Maret lalu, namun baru terekspose media beberapa hari ini.
Awalnya, Sonja sedang melakukan pertemuan di tempat kerja sebagai kontraktor pembersih. Dia kemudian membuang sampah dan seekor serangga menyengat lengannya.
”Saya langsung melihat benjolan. Lalu saya pusing, kedinginan, dan merasakan sakit. Rekan saya memanggil ambulans,” kata Sonja kepada Express.de.
Setelah itu, dia dirawat di sebuah klinik di Frechen.”Sonja terbaring di atas tandu di koridor, muntah dan tidak terlihat sehat,” kata suaminya, Andy Kujas. Namun dokter yang menanganinya membiarkannya pulang setelah pemeriksaan, yang menurut Andy sebagai langkah yang tidak bisa dimengerti.
Setibanya di rumah, gejalanya yang dialami Sonja menjadi lebih buruk. Dia harus dikirim kembali ke rumah sakit—kali ini ke sebuah klinik sebuah universitas—dimana dia jatuh koma.
Sengatan serangga itu ternyata menyebabkan infeksi streptokokus yang berubah menjadi sepsis, suatu gejala keracunan di bagian darah. Sang suami tidak tahu apakah kondisi yang semakin buruk itu efek dari sengatan serangga atau karena goresen setelah sengatan itu.
“Orang bisa melihat bagaimana anggota tubuhnya sekarat, lengan dan kakinya menjadi hitam,” kata Andy,” yang dikutip Rabu (9/8/2017).
Pada akhirnya, kehidupan wanita itu terselamatkan, tapi kedua kaki dan lengan kirinya harus diamputasi.
Sengatan serangga hingga menyebabkan komplikasi seperti yang dialami Sonja merupakan kejadian langka. Dia kini harus beraktivias dengan kursi roda. Dia ingin orang-orang tahu betapa bahayanya sengatan serangga.
”Jika Anda memiliki gejala aneh, sebaiknya segera ke dokter. Saya tidak akan pernah mengimpikan apa yang akan terjadi,” katanya.
Sonja sekarang belajar hidup dengan kondisinya. ”Saya menerimanya dengan cepat, dan berpikir, 'Hei, saya selamat. Saya masih di sini’. Saya belajar bagaimana untuk mulai menghargai kehidupan lagi,” ujarnya