Rezim Assad Tuding Koalisi AS Gunakan Bom Fosfor

Rezim Assad Tuding Koalisi AS Gunakan Bom Fosfor
Pemerintah Suriah menuding pasukan koalisi AS menggunakan bom fosfor dan menyerang sebuah rumah sakit di Raqqa.

DAMASKUS - Pemerintah Suriah menuduh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) menggunakan bom fosfor yang dilarang dan meluncurkan serangan udara di daerah pemukiman dan rumah sakit. Damaskus mengatakan serangan tersebut adalah pelanggaran secara terang-terangan terhadap hukum internasional.

Pada hari Sabtu, kantor berita negara Suriah Sana melaporkan koalisi pimpinan AS tersebut diduga menyerang sebuah rumah sakit Raqqa yang digunakan secara eksklusif oleh warga sipil. Dalam serangan tersebut, koalisi AS menggunakan bom fosfor yang dilarang. Laporan itu mengutip wakil kepala Bulan Sabit Merah daerah setempat.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Suriah mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB dan Dewan Keamanan (DK) PBB, yang mengecam serangan pasukan koalisi dengan menggunakan persenjataan yang dilarang di infrastruktur sipil. Pasukan koalisi AS juga bertindak di Suriah tanpa persetujuan pemerintah negara tersebut yang melanggar resolusi PBB.

"Pemboman sistematis terhadap daerah pemukiman, rumah warga sipil, penghancuran rumah sakit negara bagian Raqqa dan penggunaan fosfor putih terlarang oleh pesawat koalisi internasional merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan termasuk di antara sejumlah kejahatan koalisi terhadap warga sipil tidak berdosa di provinsi dan kota di Suriah," kata Kemlu Suriah dalam sebuah pernyataan dikutip dari Sputnik, Senin (7/8/2017).

Selain itu, Suriah mendesak DK PBB untuk memenuhi tanggung jawabnya untuk menjaga perdamaian dan keamanan. Suriah juga meminta semua negara untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan dalam memberantas terorisme.

Ini bukan kali pertama koalisi pimpinan AS menggunakan bom fosfor dalam serangan udara Raqqa. Pada bulan Juni, koalisi tersebut menjelaskan kepada Sputnik bahwa mereka menggunakan fosfor putih untuk menyaring dan menandai sasaran di Raqqa selama operasi tersebut untuk membebaskan kota Suriah dari ISIS. Koalisi pimpinan AS mengklaim menggunakan amunisi fosfor di Suriah sesuai dengan norma-norma internasional, mengambil tindakan pencegahan mengenai kehadiran warga sipil. Human Rights Watch berulang kali mengkritik penggunaan bom fosfor.

Fosfor putih secara resmi dilarang oleh dalam amandemen 1977 terhadap Konvensi Jenewa untuk Perlindungan Korban Perang, yang melarang senjata yang menyebabkan luka berlebihan atau penderitaan yang tidak perlu.

Menurut media pemerintah Suriah, dalam waktu kurang dari seminggu lebih dari 50 warga sipil terbunuh dalam pemboman koalisi tersebut.

Pada hari Jumat, kantor berita Sana melaporkan bahwa pesawat tempur koalisi menyerang Raqqa meninggalkan seorang wanita dan 7 anak meninggal.

Pada hari yang sama, koalisi pimpinan AS memperbarui jumlah korban sipil dalam operasi anti ISIS di Suriah dan Irak yang telah meningkat menjadi 624 orang sejak dimulainya kampanye.

Pekan lalu, kantor berita Sana melaporkan beberapa kali bahwa warga sipil terbunuh dalam serangan koalisi pimpinan AS di kota Deir ez-Zor, Suriah.

No comments